Desa Cabean
adalah salah satu desa di Kota Demak. Desa Cabean berada di Kecamatan Demak,
Kabupaten Demak, Proponsi Jawa Tengah dengan
kode kelurahan atau desa 33.21.11.2008. Desa Cabean terbagi menjadi 3 bagian
yaitu Cabean Barat, Cabean Tengah (Umbul ), Cabean Timur ( jombor ).
Keberadaan suatu desa tidak dapat
terlepas dari tokoh babad alas, yaitu orang-orang yang pertama kali datang
untuk membuka menjadi tempat tinggal. Munculnya Desa Cabean tidak dapat
dilepaskan dari ketiga orang yang menjadi cikal bakal. Orang yang pertama kali
datang dan membentuk komunitas. Mereka adalah pendatang yang memiliki tugas
khusus dari kesultann Demak. Mereka adalah Soreng Pati, Kyai Kamal, dan Nyai
Ringgit. Tetapi pada tulisan berikut hanya membahas tentang mbah Soreng Pati,
orang yang pertama kali datang dan membabad alas di daerah cabean ini.
METODE
PENELITIAN DATA
Metode yang saya gunakan dalam
penelitian ini adalah dengan cara wawancara, adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau panduan wawancara ( Nazir
: 1988). Wawancara merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap survey.
Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh
dengan jalan bertanya langsung kepada responden, karena data semacam itu
merupakan tulang punggung suatu penelitian.
Dalam wawancara yang saya lakukan
saya memilah-milah dahulu narasumber yang sekiranya mengerti akan asal-usul desa
saya. Saya memilih salah dua tokoh penting di desa saya, beliau seorang ta’mir
masjid dan mantan pemain ketoprak di desa saya dan ustadz di desa saya.
Berikut
adalah kisahnya atau seluk beluk Mbah soreng pati dari informasi yang saya
dapatkan melalui kedua narasumber tersebut:
Dahulu kasultanan Demak dipimpin
oleh Raden Sultan Fatah yang merupakan keturunan raja terakhir dari kerajaan
Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V. Raden Fatah memerintah Demak dari tahun
1500-1518 M. Raden Fatah tampil sebagai raja pertama Kerajaan Demak. Ia
menaklukan kerajaan Majapahit. Raden
patah mempunyai tiga orang putera yang pertama Raden Surya (Adipati Unus),
Raden Trenggono dan Raden Kikin.
Setelah
Raden Fatah wafat, tahta kerajaan Demak dipegang oleh Adipati Unus. Ia
memerintah Demak dari tahun 1518-1521 M. Masa pemerintahan Adipati Unus tidak
begitu lama, karena ia meninggal dalam usia yang masih muda dan tidak
meninggalkan seorang putera mahkota. Setelah Adipati Unus meninggal, tahta
kerajaan Demak kosong. Akhirnya terjadi perebutan kekuasaan antara anak-anak
dari Raden Patah. Terjadi persaingan ketat antara Sultan Trenggana dan Pangeran
Seda Lepen (Kikin). Akhirnya kerajaan Demak dipimpin oleh Sultan Trenggana
dengan menyuruh anaknya yaitu Prawoto untuk membunuh pangeran Seda Lepen
(Kikin). Dan akhirnya sultan Trenggana manjadi sultan di kerajaan Demak. Pangeran
Seda Lepen (Kikin) mempunyai putra bernama Arya Penangsang, mengetahui ayahnya
dibunuh Arya penangsang berniat membalas kematian ayahnya.
Sultan Trenggana memerintah Demak
dari tahun 1521-1546 M. Dibawah pemerintahannya, kerajaan Demak mencapai masa
kejayaan. Sultan Trenggana berusaha memperluas daerah kekuasaannya hingga ke
daerah Jawa Barat.
Dalam
usaha memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur, Sultan Trenggana memimpin sendiri
pasukannya. Satu persatu daerah Jawa Timur berhasil di kuasai, seperti Madiun,
Gresik, Tuban dan Malang. Akan tetapi ketika menyerang Pasuruan 953 H/1546 M
Sultan Trenggana gugur. Jadi Sultan Trenggana berkuasa selama 42 tahun.
Sultan
Trenggana meninggalkan dua orang putra dan empat putri. Anak pertama perempuan
dan menikah dengan Pangeran Langgar, anak kedua laki-laki, yaitu sunan prawoto,
anak yang ketiga perempuan, menikah dengan pangeran kalinyamat, anak yang
keempat perempuan, menikah dengan pangeran dari Cirebon, anak yang kelima
perempuan, menikah dengan Jaka Tingkir (Hadiwijaya), dan anak yang terakhir
adalah Pangeran Timur.
Pergantian kepemimpinan pasca
wafatnya Sultan Trenggono tidak dapat berjalan mulus dikarenakan terjadi konflik
di Kerajaan Demak Bintoro. Faktor penyebab adalah konflik dari intern (dalam kerajaan) dan faktor ekstern (perbedaan
pandangan dari para wali sembilan tentang calon pengganti Sultan Trenggono).
Ketika Sunan Prawoto akan dinobatkan menjadi penerus tahta kerajaan mendengar
hal itu Arya Penangsang geram dan ingin membunuh Sunan Prawoto karena ia
sebagai penghalang atas naik tahtanya dan juga untuk membalas kematian ayahnya.
Akhirnya Sunan Prawata meninggal
terbunuh beserta isterinya oleh kaki
tangan Arya Penangsang. Setelah Sunan Prawata wafat, ia kemudian membunuh
Pangeran Hadiri, suami Ratu Kalinyamat. Pangeran Hadiri berhasil dibunuh oleh
pengikut Arya Penangsang dalam perjalanan pulang dari Kudus, mengantarkan
istrinya dalam rangka minta keadilan dari Sunan Kudus atas dibunuhnya Sultan
Prawata oleh Arya Penangsang. Namun Sunan Kudus tidak dapat menerima tuntutan
Ratu Kalinyamat karena ia memihak Arya Penangsang. Menurut Sunan Kudus, Sultan
Prawata memang berhutang nyawa kepada Arya Penangsang yang harus dibayar dengan
nyawanya. Arya Penangsang juga mencoba membunuh Adipati Pajang Hadiwijaya,
menantu Sultan Trenggana.
Kematian
Sunan Prawata dan Pangeran Hadiri tampaknya membuat selangkah lagi bagi Arya
Penangsang untuk menduduki tahta Demak. Meskipun pembunuhan terhadap Sunan
Prawata dan Pangeran Hadiri telah berjalan mulus, namun Sunan Kudus merasa
belum puas apabila Arya Penangsang belum menjadi raja, karena masih ada
penghalangnya yaitu Hadiwijaya. Setelah berdiskusi dengan Sunan Kudus. Arya Penangsang berencana membunuh Hadiwijaya
dengan menyuruh orang kepercayaannya yaitu ”Soreng Pati”, Soreng Singaparna,
Soreng Satru dan Soreng Rono namun mengalami kegagalan. Karena sultan Hadiwijoyo
lebih sakti, beliau kemudian merampas pusaka-pusaka kaki tangan Arya Penangsang.
Maka tertangkaplah kaki tangan Arya Penangsang. Sultan hadiwijaya tidak
membunuh mereka tetapi malah diberi hadiah, mereka hanya ditanyai dan sebagian
soreng ada yang pulang di daerah kudus diperguruan sunan kudus dan di dimarahi. Kemudian mbah soreng pati
diangkat murid oleh Sunan Kalijaga dan beliau tidak pulang ke kudus dan ditempatkan di Desa Cabean.
Jadi
Soreng Pati adalah orang kepercayaan Arya Penangsang (cucu Raden Patah).
Setelah pergantian pemerintahan kerajaan dari Sultan Trenggono ke Sultan
Hadiwijoyo (Jaka Tingkir) muncul pemberontakan dari Arya Penangsang yang merasa
memiliki hak untuk menjadi raja di Demak. Soreng Pati merupakan Abdi dalem
Kaesultanan Demak terutama sebagai salah satu kakitangan dari Arya Penangsang.
Ketika
datang ke daerah Desa Cabean, Soreng pati membabad alas Desa ini dan menjadikan
yang semula adalah hutan menjadi sebuah pemukiman . Beliau termasuk trah
senopati. Mbah Soreng pati beragama islam tetapi masih kejawen karena masih
melekatnya suasana hindu kerajaan Majapahit pada masa itu. Mbah Soreng pati
mempunyai hobi atau suka menyabung ayam. Warga Desa cabean termasuk orang
abangan yang belum begitu mengenal agama penduduk watak temperament mudah
tersinggung dan tutur bahasa yang pedas adalah cirri khas dari desa ini (hal
tersebut juga salah satu factor desa inin dinamakan Desa Cabean). Watak sebelum
tahun 1980 kebanyakan mempunyai watak keras karena terbawa dari sifat Mbah
Soreng Pati tadi. Setelah 1980 kesini warga Desa Cabean sudah mengenal agama terutama agama Islam secara mendalam. Bisa
dikatakan bahwa Mbah Soreng hidup di Cabean dari tahun 1500-an, jadi nama
beliau sudah ada di Desa Cabean sejak 500 tahun yang lalu. Asal usul mbah
soreng pati ia berasal dari daerah Gunungproto Purwodadi Grobogan. Beliau orang
yang sakti. Ketika datang di Desa ini beliau bujang dan kemudian menikah di
desa ini.
Ketika mbah soreng pati wafat beliau
dimakamkan di Cabean Tengah dan komplek pemakamannya dinamakan “Makam Simbah
Soreng Pati”. Dan juga di desa ini terdapat nama jalan bernamakan “Jalan Soreng
Pati” karena dipercaya jalan itu tempat
tinggal atau pusat kekuasaan mbah Soreng Pati dan disitu pula jalan dimana
Makam Simbah Soreng Pati berada.
Dahulu
tidak ada yg berani membangun makam Mbah Soreng alasannya takut menyinggung
(kualat) terhadap Mbah Soreng. Tetapi baru-baru ini pada tahun 2011 para
sesepuh desa Cabean baru berani membangun makam Mbah Soreng Pati. Dikarenakan
untuk mempermudah warga Cabean jika ingin berziarah ke makamnya. Ketika ada
hajatan ataupun acara keagamaan pasti nama Mbah Soreng Pati selalu
diikutsertakan.
Sumbangsih Mbah Soreng di Desa Cabean
selain orang yang pertama kali datang dan membuka jalan di Desa ini juga mengajarkan
pertanian bercocok tanam dan ilmu bela diri. Karena jaman dahulu orang-orang di
Desa Cabean belum mengerti tentang bercocok tanam. Dahulu ketika awal-awal
bercocok tanam, tanaman cabe lah yang banyak ditanam sehinggga desa ini dinamakan
Desa Cabean. Hal itu adalah satu factor
kenapa nama desa tersebut dinamakan Desa
Cabean.
Saya pernah ziarah ke makam mbah sorengpati
BalasHapusDi desa Watulimo, kec. Watulimo, kab. Trenggalek juga ada makam mbah Sorengpati, menurut cerita dari mbah buyut, beliau berasal dari Mataraman dan masih keturunan Sunan Bayat. Saya cuma mau menanyakan, apakah Sorengpati itu merupakan nama ataukah gelar yg ada pada masa kerajaan waktu itu...?
BalasHapusJika ingin melihat keadaan makamnya silahkan melihat di akun Fb (Kirud Mohammed)
Di desa Watulimo, kec. Watulimo, kab. Trenggalek juga ada makam mbah Sorengpati, menurut cerita dari mbah buyut, beliau berasal dari Mataraman dan masih keturunan Sunan Bayat. Saya cuma mau menanyakan, apakah Sorengpati itu merupakan nama ataukah gelar yg ada pada masa kerajaan waktu itu...?
BalasHapusJika ingin melihat keadaan makamnya silahkan melihat di akun Fb (Kirud Mohammed)
Di desa Watulimo, kec. Watulimo, kab. Trenggalek juga ada makam mbah Sorengpati, menurut cerita dari mbah buyut, beliau berasal dari Mataraman dan masih keturunan Sunan Bayat. Saya cuma mau menanyakan, apakah Sorengpati itu merupakan nama ataukah gelar yg ada pada masa kerajaan waktu itu...?
BalasHapusJika ingin melihat keadaan makamnya silahkan melihat di akun Fb (Kirud Mohammed)
GARIS KETURUNAN MBAH SORENGPATI WATULIMO TRENGGALEK
BalasHapussilsilah keturunan mbah sorengpati watulimo trenggalek
BalasHapusKlo gag salah ....mbah sorengpati cabean masih ada trah dg ki gede nglaweyan bin ki ageng enis...dan mbah abdullah (makam yai keramat) yg di daerah kuncir termasuk masih dzurriyahnya...
BalasHapushidup Soreng Pati Trenggalek...
BalasHapusSoreng Pati adalah pasukan/yang dibawa Menak Sopal Trenggalek ketika sowan menghadap Ayahandanya Syech Sraba yang merupakan anggota Dewan Wali tanah Jawa yang berpusat di Masjid Demak /Kerajaan Demak.. Perlu Diketahui bahwasanya Ibu Kandung Menak Sopal Masih yaitu Nyai Roro Amisayu / Amis wati adalah masih saudara dengan Radwn Patah Raja Dwmak 1. Pusat Pengemblengan Pasukan Soreng Pati adalah di Kaki Bukit Pajaran/Pangajaran/ G.Sinawang di Utara Kota Trenggalek
Saya adalah keturunan ke 7Mbah soreang Pati kata pak de saya
BalasHapusMaaf bolekah saya mengetahui silsilah Soreng pati... Karna saya juga masih punya keturunan Soreng pati yg ada di Demak
BalasHapus